Fungsi Dan Peran Bahasa Indonesia Dalam
Era Globalisasi
Fungsi Dan Peran Bahasa Indonesia
Dalam Era Globalisasi
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita tengah memasuki abad XXI. Abad
ini juga merupakan milenium III perhitungan Masehi. Perubahan abad dan
perubahan milenium ini diramalkan akan membawa perubahan pula terhadap struktur
ekonomi, struktur kekuasaan, dan struktur kebudayaan dunia.
Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan gelombang kedua (industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kepada kapital atau modal, selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan tekhnologi).
Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan itu, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-benteng pertahanan dan merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan gelombang kedua (industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kepada kapital atau modal, selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan tekhnologi).
Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang berlebihan itu, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-benteng pertahanan dan merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan.
B. BATASAN
MASALAH
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan,
maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
1.
Gambaran bahasa Indonesia dalam era
globalisasi.
2.
Kedudukan Dan Fungsi Bahasa
Indonesia
3.
Eksistensi bahasa indonesia
4.
Menyikapi Bahasa Indonesia
5.
Tantangan Dan Peluang Pada
Era Globalisasi
BAB II
PERANAN
DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
A. POTRET BAHASA
INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
Era globalisasi akan menyentuh semua
aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua
bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar.
Akan tetapi, sama hanya denga bidang-bidang kehidupan laian, sebagaimana
dikemukakan oleh Naisbii (1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi
paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa
Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua,
masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya.
Di Islandia, sebuah negara kecil di Erpa, yang jumlah penduduknya sekitar
250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan
bahasa Inggris seabagai bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian
bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang salama
ini peraturan di negara bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk
semua papan nama, sekarang diganti dengan bahasa sendiri. Demikian juga
negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang
memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan nama di negara
tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia.
B. KEDUDUKAN
DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan
yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang
berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan , bahasa
Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa daerah. Selain itu ,
didalam undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 )
mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah
bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional
sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.
Derasnya arus globalisasi di dalam
kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa
sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau
harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik,
ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia,
yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa
adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan
berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata
memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk
budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa
serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana
berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita
akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar
(pikiran).
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) Lambang kebanggaan kebangsaan,
(2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah,
dan antar budaya,dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku
bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing – masing
kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sebagai lambang identitas nasional,
bahasa Indonesia kita junjung disamping bendera dan lambang Negara kita. Di
dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki
identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita
yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga
bersih dari unsure – unsure bahasa lain.
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi bahasa Indonesia yang keempat
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, adalah sebagai alat yang
memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai – bagai suku bangsa yang memiliki
latar belakang social budaya dan bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan
kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia memungkinkan
berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang
bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada
nilai – nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan
kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah atau golongan.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan ,
bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan
kenegaraanbaik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Termasuk kedalam
kegiatan – kegiatan itu adalah penulisan dokumen – dokumen dan putusan –
putusan serta surat – surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan – badan
kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Sebagai fungsinya yang kedua didalam
kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia merupakan bahasa
pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai taman kanak – kanak sampai
dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di daerah – daerah,
seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar yang
menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun
ketiga pendidikan dasar.
Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah . didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan bahasanya.
Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah . didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan bahasanya.
Akhirnya , didalam kedudukannya
sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan
kebudayaan nasional , ilmu pengetahuan , dan teknologi . didalam hubungan ini
bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili cirri –
ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada
waktu yang sama , bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk
menyatakan nilai – nilai social budaya nasional kita.
Disamping itu, sekarang ini fungsi
bahasa Indonesia telah pula bertambah besar. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai
bahasa media massa . media massa cetak dan elektronik, baik visual, audio,
maupun audio visual harus memakai bahasa Indonesia. Media massa menjadi tumpuan
kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk sebuah konsep.
Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk sebuah konsep.
Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1),
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan
mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi.
Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan
mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.
Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi
mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua
alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam
berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah
bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada
bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami
dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai
bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang
tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar
yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita
mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang
lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan
yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan
berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa
nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian
kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu
dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
a.
Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Kita memilih cara berbahasa yang
berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita
kepada teman kita. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau
memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya.
Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda
dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan
ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di
dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
§ agar menarik perhatian
orang lain terhadap kita,
§ keinginan untuk membebaskan
diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri.
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri.
b.
Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang
lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi
diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula
kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita,
serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin
dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima
oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita.
Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain
membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau
khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
c.
Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu
unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman
mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta
belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat
hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat
komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan
kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan
kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk
memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi
(pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf,
1997 : 5).
d.
Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa
sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau
kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan
disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah
salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat
kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa
marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan
rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk
tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang
dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era
globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan
dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar
bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang
begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,
termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan
berbahasa nasional,pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai
bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa
Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa
Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari
pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia
sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran
bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
Namun, seiring dengan bertambahnya
usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada
pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan
bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestise tersendiri di tengah-tengah
dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan
terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan
dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah
perubahan dan dinamika itu?
Akan tetapi, beberapa kaidah yang
telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan
perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia
bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosakatanya payah, dan secara
semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan
nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).
Melihat persoalan di atas, tidak ada
kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia
dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini –disamping dapat dimulai dari diri
sendiri- juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak
lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan
bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa.
Dengan membaca, mahasiswa dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti
kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, mahasiswa juga akan menemukan
informasi yang belum diketahuinya.
D. MENYIKAPI
BAHASA INDONESIA
Arus global tanpa kita sadari
berimbas pula pada penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat.
Penggunaan bahasa di dunia maya, facebook misalnya, memberi banyak perubahan
bagi sturktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak
bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi
bersama termasuk dalam pengajarannya. Di era global dengan berbagai kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa kita manfaatkan dalam
pemertahanan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and Technology).
Pemanfaatan ICT sudah menjadi
keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi misalnya dengan memanfaatkan ICT
sebagai alat bantu pembelajaran bahasa Indonesia. Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai
bentuk sesuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Menurut Indrajut (2004),
fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi
tujuh fungsi, yakni: (1) sebagai gudang ilmu, (2) sebagai alat bantu
pembelajaran, (3) sebagai fasilitas pendidikan, (4) sebagai standar kompetensi,
(5) sebagai penunjang administrasi, (6) sebagai alat bantu manajemen sekolah,
dan (7) sebagai infrastruktur pendidikan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional harus disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Bahasa Indonesia
yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai
informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi
yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran
berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
Globalisasi memang tidak dapat
dihindari. Akulturasi bahasa nasional dengan bahasa dunia pun menjadi lebih
terasa perannya. Menguasai bahasa dunia dinilai sangat penting agar dapat
bertahan di era modern ini. Namun sangat disayangkan jika masyarakat menelan
mentah-mentah setiap istilah-istilah asing yang masuk dalam bahasa Indonesia.
Ada baiknya jika dipikirkan dulu penggunaannya yang tepat dalam setiap konteks
kalimat. Sehingga penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu merusak
tatanan bahasa nasional.
E. TANTANGAN
DAN PELUANG PADA ERA GLOBALISASI
Era globalisasi yang ditandai dengan
arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut oara pengambil kebijakan di bidang
bahasa bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua
sektor yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana
dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996), globalisasi menembus
batas-batas budaya melalui jangkauan luas perjalanan udara, semaki luasnya
komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke berbagai negara.
Melihat perkembangan bahasa
Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun
sangat menggembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing
telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan,
perkembangan ini akan semakin meingkat setelah terbentuk Badan Asosiasi
Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun
perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang
dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang
bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas
dari berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat
dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantang
internal berupa pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan
kata, dan struktur kalimat. Tantangan eksternal datanga dari pengaruh negatif
bahasa asing (teruatama bahasa Inggria) berupa masuknya kosakata tanpa proses
pembenukan istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.
1) Berbagai Peluang bagi
Pengembangan Bahasa Indonesia
Pada masa-masa mendatang, terutama
pada era global ini, sumber daya manusia memegang peranan yang sangat
menentukan kadar keberhasilan sesuatu, termsuk keberhasilan pembinaan dan
pengembangan bahas. Oleh karena itu, para pemegang kebijakan dan pelaksana di
lapangan harus pandai-pandai memanfaatkan peluang sebaik-baiknya, sekecil apa
pun peluang itu. Di antara sekian peluang yang ada, peluang berikut kiranya
perlu dipertimbangkan.
a.
Adanya Dukungan Luas
Telah dikemukakan bahwa pembinaan
bahasa Indonesia dari waktu ke waktu memperlihatkan perkembangan yang
menggembirakan.Hal ini disebabkan oleh adanya dukungan, terutama dari
pemerintah. Dukungan tersebut dapat kita lihat dengan terbitnya surat dan
program berikut.
1)
Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20, tanggal 28 Oktober
1991, tentang Pemsyarakatan Bahasa Indonesi dalam Rangka Pemantapan Persatuan
dan Kesatuan Bangsa;
2)
Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor I/U/1992,
tanggal 10 April 1992, tentang Peningkatan Usaha Pemasyarakatan Bahasa Indonesia
dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
3)
Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa seluruh
Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang Penertiban Pangginaan
Bahasa Asing;
4)
Pencangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei 1995
yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar; dan
5)
Kegiatan Bulan Bahasa yang dilakukan setiap bulan Oktober, yang dipelopori oleh
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
b.
Peran Serta Media Massa
Tidak dapat disangkal bahwa media
massa memberikan andil bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata
dan istilah baru, baik yang bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa
asing, pada umumnya lebih awal diakai oleh media massa, apakah di media surat
kabar, radio, atau televisi. Media massa memang memiliki kelebihan. Di samping
memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa yang banyak, media mass
mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, media
massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam pelancaran dan
penyebaran informasi tentang bahasa. Seiring dengan itu, pembinaan bahasa
Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan guna menangkal informasi
yang menggunakan kata dan istilah yang menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan
memdia massa harus diyakinkan bahwa mereka juga pembinan bahasa seperti kita.
2) Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya
Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa
selama ini telah memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak
berarti di seputar itu tidak ada hambatan atau tantangan yang memerlukan
penanganan yang serius. Pada masa-masa mendatang pembinaan dan pengembangan
bahasa dihadapkan kepada berbagai tantangan yang apabila hal itu tidak
ditangani dengan sungguh-sungguh akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang dapat
menghambat usaha tersebut.
Tantangan-tantangan yang patut
dipertimbangan itu antara lain sebagai berikut:
a.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Keberhasilan suatu program dan usaha
sangat banyak ditentukan oleh sumber daya manusianya. Keberhasilan pembinaan
dan pengembangana bahasa pu antara lain juga bergantung kepada manusia
pelaksananya. Sehubungan dengan itulah, sosok yang memegang kendali dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa padamasa-masamendatang dituntut lebih
profesional lagi di bidangnya.
Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi masyarakat Indoesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi berbagai konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin terbuka dan modern. Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi keperluan masyarakat pemakainya dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan kebudayaan (Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN 1998).
Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi masyarakat Indoesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi berbagai konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin terbuka dan modern. Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi keperluan masyarakat pemakainya dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan kebudayaan (Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN 1998).
b.
Bahasa Asing dan Gengsi Sosial
Salah satu butir tujuan pembinaan
bahasa Indonesia ialah membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini
memberikan isyarat bahwa madsalah sikap merupakan faktor yang paling menentukan
keberhasilab pembinaan tersebut. Dari sikap positif inilah akan tumbuh
kecintaan dan kebanggan berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa pembinaan bhasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa pembinaan bhasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.
Jika kita berbicara tentang gengsi
sosial dalam huungannya dengan bahasa Indonesia secar jujur masih memerlukan
penanganan yang serius, baik yang menyangkut pembinaan maupun pengembangannya.
Gengsi sosial bahasa Indonesia masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa
asing (terutamabahasa Inggris) memang kita akui, dan ahal ini merupakan
tantangan. Namun, hal ini janganlah kita tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya,
kita harus nelakukan upaya-upaya yang dapat mengangkat gengsi sosial atau
martabat bahasa Indonesia sehingga dapat sejajat dengan bahasa-asinhg asing
yang sudah maju,mempunyai nama (prestise), dan berpengaruh besar di kalangan
masyarakat.Salah satu cara yang bisa dilakukan agar bahasa Indonesia mempunyai
gengsi sosial yang tinggi di kalangan masyatakat Indonesia adalah memberikan
penghargaan yang proporsional kepada anggota masyarakat yang mampu berbahasa
Indonesia (baik lisan maupun tulis) dengan baik dan benar, sebagai bagian dari
porestasi yang bersangkutan. Misalnya, sedbagai persyaratan pengangkatan pegawai
negeri atau karyawan, sebagai perssuaratan promosi jabatan, pemberian royalti
yang layak kepada penulis/pengarang di bidang masing-masing dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sumber : http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2012/04/24/fungsi-dan-peran-bahasa-indonesia-dalam-era-globalisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar